Pembelajaran Jarak Jauh, Zainuddin Maliki: Keluhan Bukan Hanya Kuota Internet Saja

 Pembelajaran Jarak Jauh, Zainuddin Maliki: Keluhan Bukan Hanya Kuota Internet Saja

Fraksipan.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengakui kerap mendapatkan keluhan soal banyaknya kuota internet yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Menanggapi hal itu, anggota Komisi X DPR RI Fraksi PAN Zainuddin Maliki menegaskan keluhan masyarakat yang dialami selama PJJ bukan hanya soal borosnya kuota internet saja.

“Perlu diingatkan kepada Kemendikbud bahwa yang menjadi keluhan masyarakat dalam pelaksanaan PJJ bukan hanya soal penyediaan kuota internet,” ujar Zainuddin, Sabtu (26/9/2020).

Pernyataan Zainuddin mengacu kepada kasus orang tua yang frustasi karena susah mengajari anaknya belajar online, lalu melakukan tindak kekerasan yang tanpa sadar berakibat fatal kepada anaknya sendiri.

“Hal itu menunjukkan masih ada hal yang harus dibenahi di luar penyediaan kuota internet,” kata dia.

Menurutnya, Nadiem Makarim harus terus melakukan langkah-langkah afirmatif dan memastikan PJJ bisa dikemas secara kreatif, efektif serta menyenangkan.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, saat ini sudah semakin banyak inovasi guru dalam mengemas PJJ.

Para guru secara volunter, sendiri maupun berkelompok, berupaya meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas dan fungsi guru di tengah pandemi.

Bahkan, mereka berusaha mengemas PJJ tidak hanya berbasis konten, tetapi lebih kearah pembelajaran berbasis masalah dan berbasis project.

Oleh karena itu, politikus PAN tersebut mengharapkan Kemendikbud bisa lebih serius membantu para guru melakukan upskilling dalam mengemas PJJ.

“Permudah guru dalam menyediakan media pembelajaran daring. Bantu mereka mendapatkan akses berbagai platform pembelajaran,” kata dia.

“Beri bantuan nyata kepada guru dalam mengemas PJJ inovatif. PJJ yang tidak membuat siswa dan orang tua di rumah semakin pusing dan apalagi frustasi. Melainkan PJJ yang membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,” jelasnya.

Di sisi lain perihal kuota internet, Zainuddin mengatakan Komisi X DPR RI meminta pemberian bantuan kuota internet direalisasikan sesuai rencana.

Diketahui, siswa PAUD mendapatkan bantuan 20 GB, siswa jenjang pendidikan dasar dan menengah 35 GB, pendidik PAUD dan jenjang pendidikan dasar diberikan 42 GB. Sementara mahasiswa dan dosen diberikan 50 GB.

“Saya berharap realisasi bantuan ini dikawal dengan baik. Dari sisi keuangan harus dijamin akuntabel, dari sisi prosedur dan pelaksanaannya tepat waktu dan tepat sasaran. Tak kalah pentingnya tentu adalah akuntabilitas manfaat bantuan ini, yaitu jamin masyarakat tetap memperoleh layanan pendidikan yang baik dari pemerintah meski di tengah badai Covid-19,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengakui kerap mendapatkan keluhan soal banyaknya kuota internet yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh.

Biaya yang dikeluarkan masyarakat meningkat untuk membeli kuota internet.

“Kami mengeluarkan berdasarkan keluhan dari berbagai macam kalangan masyarakat di Indonesia, yang di masa PJJ, di masa pandemi ini meningkat biaya daripada internetnya secara drastis,” ujar Nadiem dalam konferensi pers daring, Jumat (25/9/2020).

“Karena anak-anak di berbagai macam daerah harus mengirim tugas-tugasnya lewat berbagai macam aplikasi, dan harus melakukan berbagai macam video conference untuk melaksanakan PJJ dengan baik,” tutur Nadiem.

Menurut Nadiem, hal tersebut yang membuat pemerintah mengeluarkan bantuan kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh. Nadiem mengatakan pemerintah ingin meringankan beban masyarakat.

Bantuan ini tidak hanya diberikan untuk peserta didik, namun juga untuk guru dan dosen.

“Bukan hanya kepada para peserta didik tapi juga pendidik, dan kami telah mengalokasikan anggaran dan berjuang. Dan telah berhasil melokasikan anggaran sebesar 7,2 triliun untuk dana bantuan dari bulan September sampai Desember 2020,” tutur Nadiem.

Bantuan kuota internet ini diberikan untuk empat kelompok, yakni siswa PAUD, siswa jenjang pendidikan dasar dan menengah, pendidik pada PAUD dan jenjang pendidikan dasar menengah, dan tentunya mahasiswa dan dosen. (ed)

editor

Artikel terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 − sixteen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.