Fraksi PAN Dukung Penambahan Komisi di DPR RI untuk Tingkatkan Pengawasan
Covid -19 Varian Omicron, PAN Minta WNA dari Afrika Selatan Dilarang Masuk RI
Fraksipan.com – Ketua Fraksi PAN DPR RI medorong pemerintah untuk melakukan cara – cara yang solutif agar Covid-19 varian Omicron tidak masuk ke Indonesia. Saleh Daulay meminta pemerintah untuk mempelajari serius segala varian yang muncul.
“Harus dipelajari. Kalau sudah dikenali, diharapkan kita dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari. Jangan tunggu sampai di sini. Bisa menelusuri data dan informasi dari negara-negara yang menjadi episentrum penyebaran virus ini,” kata Saleh
Menurutnya sejauh ini, protokol kesehatan adalah hal penting yang bisa diandalkan untuk menghindari penyebaran virus Covid. Saleh mendorong pemerintah untuk bisa melakukan langkah antisipatif yaitu meningkatkan edukasi terkait protokol kesehatan.
“Program 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi aktivitas, dan menghindari kerumunan) harus ditingkatkan. Ini harus dikerjakan dan digotongroyongkan bersama seluruh elemen masyarakat.
“Selain itu, program 3 T (testing, tracing, dan treatment) harus digalakkan. Ini dapat dikerjakan oleh pemerintah. Program 3 T ini diperlukan untuk memetakan persebaran virus di tengah masyarakat. Termasuk varian-varian baru tadi,” ucapnya.
Ia mengingatkan agar pemerintah agar penjagaan pintu masuk dari luar negri di perketat, setiap orang yang masuk ke Indonesia harus melalui screening yang ketat. Mereka perlu diswab PCR dan dikarantina sesuai aturan sebelum masuk ke Indonesia.
“Karena belum terkonfirmasi ada di Indonesia, ya kita harus jaga jangan sampai masuk. Masuknya kan dari luar negeri, itu yang kita jaga ketat. Kalau dinilai perlu, orang-orang dari negara episentrum virus ini dilarang masuk. Silakan dipertimbangkan dengan cermat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Saleh meminta pemerintah untuk mempercepat program vaksinasi. Menurutnya, pemerintah juga harus segera melakukan vaksinasi booster untuk masyarakat,
target sasaran 208 juta orang harus segera selesai. Tidak hanya dosis pertama, tetapi juga dosis kedua.
“Sekarang malah sudah banyak anggota masyarakat yang menunggu booster ketiga. Itu harus disahuti. Apalagi, negara-negara lain sudah banyak yang vaksinasi booster,” tuturnya.