Beli Peternakan Sapi di Luar Negeri, Guspardi: Ide Realistis Sebagai Solusi Jangka Pendek

 Beli Peternakan Sapi di Luar Negeri, Guspardi: Ide Realistis Sebagai Solusi Jangka Pendek

Guspardi Gaus, Anggota DPR RI F-PAN

Fraksipan.com – Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai gagasan yang dilontarkan Erick Tohir sebagai Menteri BUMN tentang pembelian peternakan sapi di luar negeri sebagai ide yang realistis. Mengingat Indonesia selalu impor daging sapi karena pasokan dari dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan masyarakat.

Menurutnya, memang tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini negara kita belum bisa lepas dari ketergantungan impor sapi. Dilain sisi produktivitas peternak dalam negeri masih rendah sehingga belum mampu memenuni kebutuhan daging nasional. Sementara pemenuhan kebutuhan dalam negeri harus di carikan solusinya.

Rencana membeli peternakan sapi di luar negeri ini adalah sebuah “dilema” tetapi merupakan sebuah ide realistis saat ini. Catatannya “hanya” di lakukan sebagai solusi jangka pendek. Dalam jangka panjang Pemerintah harusnya
tetap harus fokus meningkatkan daya saing peternak lokal dan mengembangkan petenakan sapi dalam negeri guna mendorong kemandirian dan kedaulatan pangan nasional, ujar Guspardi, Kamis (22/4).

Legislator asal Sumbar ini pun mengingatkan rencana pembelian peternakan sapi di luar negeri itu harus menimbulkan multi manfaat. Mesti dilakukan secara hati-hati dengan perhitungan detil dan matang. Perlu juga di kaji, apakah anggaran pembelian ini jauh lebih efesien dibanding membangun sendiri peternakan di dalam negeri. Jika iya setidaknya kita bisa diuntungkan dengan investasi di peternakan yang “sudah jadi” dan secara cepat siap memenuhi kekurangan pasokan kebutuhan daging nasional.

Manfaat lainnya yakni dapat menyerap secara langsung sistem manajemen peternakan profesional dan modren dari berbagai aspek. Bagaimana membangun perusahaan peternakan yang berbasis penerapan pengetahuan serta penggunaan teknologi mutakhir. Selanjutnya bisa dilakukan alih kemampuan tenknologi peternakan sapi dari negara yang sudah maju industri peternakannya untuk bisa diaplikasikan dalam membangun dan mengembangkan peternakan sapi di tanah air, ulas politisi PAN itu.

Sementara itu anggota komisi II DPR RI ini menyebut pembelian semacam ini bukan negara kita saja yang melakukannya. Negara tetangga kita Brunei dan Malaysia jauh hari sudah mempunyai peternakan sapi skala besar di Australia. Bahkan kedua negara tersebut sudah bisa melakukan eksport ke beberapa negara.

Namun begitu pemerintah tetap wajib memperhatikan peternak lokal dan bertekad mewujudkan kemajuan peternakan Indonesia. Karena dengan hamparan lahan yang sangat luas di berbagai pelosok negeri sudah saatnya kita berani membuka peternakan skala besar di dalam negeri sendiri dengan konsep “Integrated Farming” yang moderen dan profesional, sambung Guspardi yang akrab di sapa Pak GG

Oleh karenanya, Kementrian dan Lembaga terkait harus terus melanjutkan program-program yang sudah berjalan selama ini dengan melakukan berbagai terobosan dan inovasi guna peningkatan daya saing industri peternakan dalam negeri baik kwalitas maupun kwantitasnya.

Penyiapan “Roadmap” swasembada daging sapi nasional harus juga disegerakan demi menciptakan kemandirian dan kedaulatan pangan nasional dapat di realisasikan. Hal ini harus menjadi prioritas utama, pungkas Anggota Baleg DPR RI tersebut.*Erick Thohir Rencanakan Beli Peternakan Sapi di Luar Negeri*
*Fraksi PAN : Ide Realistis Sebagai Solusi Jangka Pendek*

Jakarta, Kamis 22 April 2021

Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai gagasan yang dilontarkan Erick Tohir sebagai Menteri BUMN tentang pembelian peternakan sapi di luar negeri sebagai ide yang realistis. Mengingat Indonesia selalu impor daging sapi karena pasokan dari dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan masyarakat.

Menurutnya, memang tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini negara kita belum bisa lepas dari ketergantungan impor sapi. Dilain sisi produktivitas peternak dalam negeri masih rendah sehingga belum mampu memenuni kebutuhan daging nasional. Sementara pemenuhan kebutuhan dalam negeri harus di carikan solusinya.

Rencana membeli peternakan sapi di luar negeri ini adalah sebuah “dilema” tetapi merupakan sebuah ide realistis saat ini. Catatannya “hanya” di lakukan sebagai solusi jangka pendek. Dalam jangka panjang Pemerintah harusnya
tetap harus fokus meningkatkan daya saing peternak lokal dan mengembangkan petenakan sapi dalam negeri guna mendorong kemandirian dan kedaulatan pangan nasional, ujar Guspardi, Kamis (22/4).

Legislator asal Sumbar ini pun mengingatkan rencana pembelian peternakan sapi di luar negeri itu harus menimbulkan multi manfaat. Mesti dilakukan secara hati-hati dengan perhitungan detil dan matang. Perlu juga di kaji, apakah anggaran pembelian ini jauh lebih efesien dibanding membangun sendiri peternakan di dalam negeri. Jika iya setidaknya kita bisa diuntungkan dengan investasi di peternakan yang “sudah jadi” dan secara cepat siap memenuhi kekurangan pasokan kebutuhan daging nasional.

Manfaat lainnya yakni dapat menyerap secara langsung sistem manajemen peternakan profesional dan modren dari berbagai aspek. Bagaimana membangun perusahaan peternakan yang berbasis penerapan pengetahuan serta penggunaan teknologi mutakhir. Selanjutnya bisa dilakukan alih kemampuan tenknologi peternakan sapi dari negara yang sudah maju industri peternakannya untuk bisa diaplikasikan dalam membangun dan mengembangkan peternakan sapi di tanah air, ulas politisi PAN itu.

Sementara itu anggota komisi II DPR RI ini menyebut pembelian semacam ini bukan negara kita saja yang melakukannya. Negara tetangga kita Brunei dan Malaysia jauh hari sudah mempunyai peternakan sapi skala besar di Australia. Bahkan kedua negara tersebut sudah bisa melakukan eksport ke beberapa negara.

Namun begitu pemerintah tetap wajib memperhatikan peternak lokal dan bertekad mewujudkan kemajuan peternakan Indonesia. Karena dengan hamparan lahan yang sangat luas di berbagai pelosok negeri sudah saatnya kita berani membuka peternakan skala besar di dalam negeri sendiri dengan konsep “Integrated Farming” yang moderen dan profesional, sambung Guspardi yang akrab di sapa Pak GG

Oleh karenanya, Kementrian dan Lembaga terkait harus terus melanjutkan program-program yang sudah berjalan selama ini dengan melakukan berbagai terobosan dan inovasi guna peningkatan daya saing industri peternakan dalam negeri baik kwalitas maupun kwantitasnya.

Penyiapan “Roadmap” swasembada daging sapi nasional harus juga disegerakan demi menciptakan kemandirian dan kedaulatan pangan nasional dapat di realisasikan. Hal ini harus menjadi prioritas utama, pungkas Anggota Baleg DPR RI tersebut.

editor

Artikel terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eleven − two =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.