Fraksi PAN Dukung Penambahan Komisi di DPR RI untuk Tingkatkan Pengawasan
Hafisz Tohir Ungkap Diplomasi DPR Dinilai Lebih Efektif Ketimbang Pemerintah
Fraksipan.com – Walau ditempatkan sebagai second track diplomacy (2nd Track Parliament Diplomacy) tetapi diplomasi yang dilakukan parlemen ternyata yang dilakukan parlemen tidak kalah dibandingkan dengan apa yang dilakukan pemerintah sebagai jalur utama diplomasi dalam urusan lobi internasional.
Hal tersebut terbukti diplomasi yang dilakukan Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI atas sejumlah isu internasional. Bahkan lobi yang dilakukan BKSAP lebih efektif dan cepat dari yang dijalankan pemerintah.
Hal ini karena lobi dalam diplomasi parlemen tidak terlalu terikat dengan protokol. “Terkadang lobi di jalur parlemen lebih cepat dari G to G. Sebab itu, diplomasi parlemen lebih banyak manfaatnya bagi kita,” ucap Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Achmad Hafisz Tohir dalam diskusi Forum Komunikasi dan Sosialisasi Kinerja DPR dengan tema ‘Optimalisasi Tugas dan Fungsi DPR di tengah Pandemi’ di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/9).
Kegiatan ini juga dihadiri Sekjen DPR RI Indra Iskandar serta jajaran Sekretariat Jenderal DPR RI, Kepala Biro Humas MPR RI, Siti Fauziah dan Kepala Biro Pemberitaan dan Media DPD RI.
Achmad Hafizs Thohir, anggota yang juga anggota Komisi XI DPR RI ini mencontohkan, kerja DPR RI dalam memediasi perbedaan pendapat faksi-faksi berbeda di Palestina. Hasilnya, ketegangan faksi-faksi di Palestina mereda sehingga kehidupan bernegara di negera itu kembali normal.
“DPR diskusikan perbedaan pendapat dua faksi (Fatah dan Hamas) di Palestina dan DPR berhasil pada 2005 dan 2012. Itu membuktikan kerja-kerja DPR sangat baik di level diplomasi. Meski diplomasi ini second track diplomacy. Harus diakui DPR hanya di second line, karena tetap yang pertama ada di pemerintah,” terang wakil rakyatdari Dapil II Provinsi Sumatera Selatan ini.
Karena itu, lanjut anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI ini, fungsi DPR RI saat ini tidak sekadar identik dengan tiga fungsi yang dipunyai DPR RI yaitu legislasi, pengawasan dan penganggaran saja. Karena, derdasarkan UU No: 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) Pasal 69 Ayat 1 dan 2 dinyatakan DPR juga memiliki fungsi dalam medukung pemerintah menjalakan politik luar negeri.
“DPR juga punya fungsi mendukung pemerintah dalam melaksanakan politik luar negeri. Landasan yuridisnya diatur dalam UUD 1945 Pasal 11 mengenai perjanjian internasional dan Pasal 13 tentang Pertimbangan, Pengangkatan dan Penempatan Duta Besar,” terang dia.
Dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri berdasar UU 37/1999 juga dijelaskan, pelaksanaan politik luar negeri tidak dapat dipisahkan dari konsepsi Ketahanan Nasional. Pasal 5 ayat (2) UU No. 37/1999 tersebut berkorelasi dengan pelaksanaan fungsi DPR terhadap kerangka representasi rakyat dan diplomasi parlemen.
“Perspektif inilah yang menjadi dasar penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri oleh DPR RI sebagai track second diplomacy parlemen,” tegas Hafisz Tohir yang juga Anggota Komisi XI DPR RI.
Berkaitan dengan penangan pandemi Covid-19, menurut Hafisz, DPR RI juga banyak memainkan perannya untuk penanganan Covid-19 dengan komunitas dunia dalam membantu pemerintah menghentikan laju panularan Covid-19 di tanah air.
Diungkapkan dalam beberapa kesempatan, ia memperjuangkan isu-isu global yang apabila tidak dikomunikasikan akan membawa dampak buruk. Ia mencontoh, isu kelapa sawit Indonesia yang mendapatkan tekanan di Uni Eropa. Diperkirakan lahan sawit di dapil saya mencapai 1.2 juta hektar dan industri sawit merupakan industri padat karya.
“Dalam courtesy call dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, saya sampaikan mengenai data dan fakta sawit Indonesia. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk meng-counter upaya black campaign atas sawit Indonesia di berbagai negara Eropa,” ujar dia.
Dalam forum-forum seperti misalnya Parliamentary Conference on WTO, ia dan pimpinan juga anggota BKSAP RI menyampaikan intervensi mengenai kebijakan pemerintah untuk memajukan industri kelapa sawit nasional. “Di dalam negeri sendiri, kami terus mendorong pembenahan industri sawit berkelanjutan,” demikian Achmad Hafizs Thohir.